Bagikan Kisah Pemerataan Kualitas SDM, Edtech Cakap Wakili Indonesia di Startup20 India

Gurugram, 13 Juli 2023. Jika dulu India identik dengan film bollywoodnya, maka Negeri Hindustan kini terkenal sebagai asalnya pakar Teknologi Informatika (IT) yang handal. Sejumlah tokoh IT yang lahir dan atau memiliki keturunan India, mencuat dan memimpin perusahaan teknologi ternama, sebut saja Sundar Pichai, CEO Alphabet (induk usaha Google), Satya Nadella, CEO Microsoft, hingga Arvind Krishna, Chairman dan CEO IBM.

Tahun ini India menjadi Presiden G20. Negara di Asia Selatan ini berhasrat meningkatkan reputasinya di bidang teknologi, termasuk usaha rintisan/startup. Sehingga tahun ini India mengadakan Startup20 Shikhar (Summit), sebuah forum yang bertujuan untuk revitalisasi perusahaan-perusahaan baru, serta fokus pada investasi. Forum ini sepakat untuk mengucurkan investasi bersama yang nilainya mencapai USD 1 Triliun atau setara Rp15 Ribu Triliun. Startup20, juga menjadi ajang tukar informasi bagi perusahaan berbasis teknologi, yang mampu memberi dampak dengan inovasi yang dihadirkan.

Yohan Limerta, CTO & Co-Founder Cakap saat berpidato di Startup20.

Dari Indonesia, Edtech Cakap menjadi salah satu platform yang hadir di Startup20 yang menjadi bagian rangkaian jelang KTT G20 India. Dalam sesi Spotlight Talks, Yohan Limerta, Chief Technology Officer (CTO) & Co-founder Cakap, memaparkan contoh konkret bagaimana Cakap mampu menjawab tantangan global berupa pemerataan pendidikan berkualitas melalui teknologi, serta sebagai solusi untuk mempersiapkan SDM siap kerja dengan berbagai keterampilan praktis. Yohan menitikberatkan bahwa sebagai negara kepulauan, kualitas SDM di Indonesia tidak merata karena akses pendidikan yang berbeda-beda di tiap daerah. Inilah yang menjadi tantangan yang harus di jawab oleh platform edtech seperti Cakap.

“Kami hampir tidak memiliki lebih dari 100 siswa di tahun pertama berdiri, dan sekarang kami telah memiliki lebih dari tiga juta siswa di seluruh Indonesia, serta menjadi rumah bagi lebih dari 2.000 guru,” tutur Yohan di hadapan sekitar 500 peserta Startup20 pada awal Juli ini. Yohan menambahkan bahwa sejumlah negara kerap menghadapi persoalan yang sama yakni, permintaan pekerja terampil yang tinggi namun tidak diimbangi dengan ketersediaan yang memadai.

Yohan Limerta-CTO & Co-Founder Cakap (ketiga dari kanan), Cecillia Ong-Chief Operating Officer (kedua dari kanan), bersama delegasi Indonesia lainnya dalam forum Startup20 Shikhar (Summit) di Gurugram, India.
Cecillia Ong dan Yohan Limerta pada ajang Startup20.

Pada 2030, atau kurang tujuh tahun dari saat ini, kebutuhan akan pekerja terampil (skilled workers) di Indonesia mencapai 113 juta orang (McKinsey Global Institute). Sementara yang sudah terpenuhi baru sekitar separuhnya, atau 58 juta (Kemenperin, 2018). “Sebagai delegasi Startup20 dari Indonesia, kami menyadari bahwa potensi penuh Edtech membutuhkan upaya dan kolaborasi kolektif. G20 dapat memainkan peran penting dalam mendorong kerja sama internasional, berbagi praktik terbaik, dan mempromosikan kerangka kebijakan yang mendukung integrasi edtech dan menarik lebih banyak investasi,” tutup Yohan. Selama empat tahun berkiprah, Cakap gencar menjalankan pembelajaran bahasa asing hingga pelatihan kejuruan/vokasi melalui platform online, untuk memenuhi tingginya permintaan akan pekerja terampil, tidak hanya di Indonesia atau regional Asia Tenggara atau Asia, tetapi secara global. Dalam Impact Report 2022, Cakap menyoroti dampak sosial-ekonomi serta sejauh mana kursus yang ditawarkan mampu menjadi solusi bagi ketersediaan tenaga kerja terampil. Salah satu indikator dampak yang diperoleh berdasarkan survey adalah sebanyak 74,8% siswa mendapat pekerjaan sesuai dengan jenis pelatihan yang mereka ambil.

Yohan Limerta saat diwawancarai media lokal.