Pandemi Berakhir, Kinerja Edtech Cakap Melesat di Semester 1-2023

Foto Cakap Leadership Team

Jakarta. 28 Agustus 2023. Pendapatan Edtech Cakap tumbuh dua kali lipat pada kuartal dua tahun ini, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (YoY). Hasil positif ini diraih secara berturut-turut sejak 2020. Cakap memiliki tiga pilar usaha yang terdiri dari bahasa, upskill dan bisnis. Hingga saat ini, pilar bahasa masih memimpin sumbangsih terbesar bagi perusahaan dengan peningkatan persentase siswa di Bahasa Jepang, Korea dan Mandarin. Peminat Bahasa Korea bahkan telah melampaui peminat Bahasa Mandarin dalam enam bulan terakhir.

“Cakap menunjukkan kinerja yang baik di kuartal kedua 2023, dimana semua segmen mengalami peningkatan serta membukukan EBITDA positif. Pendapatan naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tahunan,” ujar Jonathan Dharmasoeka, Chief Financial Officer Cakap.

Seiring berakhirnya pandemi Covid-19 dan guna mencapai target perusahaan, Cakap menerapkan sejumlah strategi bisnis yang akan maupun sudah diterapkan pada semester dua tahun ini. Strategi yang diselaraskan dengan hasil penelitian Bank Dunia/World Bank bahwa terdapat masa kehilangan pembelajaran bahasa di kalangan siswa sekolah dasar Indonesia hingga 10,8 bulan, selama masa pandemi Covid-19. Dari data tersebut, Cakap optimis bahwa sistem pembelajaran bauran antara online dan offline atau blended learning akan menjadi tren yang diminati.

Cakap Kids Academy di Gading Serpong, Tangerang

Guna mewujudkan strategi tersebut dan menjadi solusi atas masa kehilangan belajar di kalangan siswa, Cakap meluncurkan Cakap Kids Academy, sebuah inisiatif yang mempertemukan pembelajaran bahasa tatap muka yang dilengkapi fasilitas belajar untuk meningkatkan soft skill, keterampilan motorik, dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak usia 4-12 tahun. Perusahaan berencana untuk terus berekspansi melalui penyediaan fasilitas belajar tatap muka di sejumlah kota besar tanah air.

Pelaksanaan CEST di Politeknik Bina Trada, Semarang pada bulan Juni

Selain itu, edtech berstatus centaur ini juga baru saja meluncurkan Cakap English Standardized Test (CEST), sistem tes Bahasa Inggris hasil kurasi dan dikembangkan oleh tim kurikulum Cakap. CEST adalah tes Bahasa Inggris yang setara dengan tes standar internasional yang sudah ada, seperti TOEFL. Sejak diluncurkan pada akhir kuartal satu, CEST sudah dipercaya sejumlah institusi belajar formal yang mengadopsi tes ini sebagai alat ukur kemampuan bahasa. “Sudah terdapat 14 institusi dengan setidaknya 5.000 siswa telah dijadwalkan untuk tes menggunakan CEST,” tambah Jonathan. CEST hadir dengan menawarkan sejumlah keunggulan. Pertama bisa dilakukan dimana saja dengan perangkat sendiri, namun dengan validitas yang tetap terjaga karena sistem pengawasan dilakukan oleh perpaduan manusia dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Keunggulan lainnya terdapat dari segi fleksibilitas waktu, biaya yang lebih terjangkau, serta hasil yang lebih cepat.

Berdasarkan analisa dari lembaga global Euromonitor, industri pendidikan Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh. Laporan ini juga menunjukkan bahwa omzet pasar pendidikan Indonesia akan mencapai USD 58,9 miliar atau setara dengan Rp898 triliun. Omzet diperkirakan tumbuh sekitar 8% CAGR (2021-2026), dengan jenis pendidikan bagi usia dewasa dan lainnya (vokasi) menunjukkan pertumbuhan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa bidang pendidikan masih menarik dari segi bisnis. Awal tahun ini, Cakap menerima pendanaan dari MDI ventures dan Heritas Capital. Pendanaan seri C1 tersebut memberikan Cakap valuasi lebih dari USD 100 juta.

Secara statistik hingga semester satu 2023, total kumulatif siswa Cakap mencapai empat juta, dengan rating aplikasi yang tinggi di angka 4,9 (App store) dan 4,8 (Play Store). Edtech yang didirikan oleh Tomy Yunus dan Yohan Limerta ini konsisten menerapkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs poin 4 (pendidikan bermutu), 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dan 10 (mengurangi ketimpangan). Hingga saat ini, Cakap telah memberdayakan lebih dari 2.000 guru dan pembelajarannya melayani seluruh 38 provinsi di Indonesia.